Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang mahasiswa yang memfokuskan diri pada lingkungan sosial, apapun bentuknya. Saya juga menyukai musik dan saya membuat musik, saya suka menulis dan saya membuat tulisan tentang apa saja yang saya sukai, saya seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja, saya mencintai keluarga dan teman-teman saya.

Rabu, 05 Januari 2011

Ayah...

“Ayah”
               
                Gw selalu berfikiran apapun yang kita kerjakan, pasti ada sesuatu yang bisa kita dapet. Jadi maksudnya apapun yang kita lakukan ga akan ada yang sia-sia, klo kita bisa sadar dan melihat dari segi yg berbeda. Contohnya aja nongkrong. Bagi kebanyakan orang, nongkrong itu adalah hal yang ga ada gunanya, hanya membuang-buang waktu. Dulu gw juga selalu berfikiran seperti itu, tapi sekarang gw bisa memaknainya. Awalnya sih karena kebiasan gw yang suka banget ngeliat orang yang lalu lalang, ngeliat orang yang sedang beraktifitas, sekalian gw mendeskripsikan mereka secara asal-asalan. Dari kebiasaan itu, gw bisa melihat dan mengenal orang-orang baru. Mengenal orang itu sangat menyenangkan, tapi bukan itu yang mau gw bahas. Mungkin di tulisan gw berikutnya gw akan ngebahas tentang “nongkrong”
                Senja tadi, gw lagi nongkrong di Alfamart gerbang Unpad. Ngga sengaja gw ketemu sama seorang bapak-bapak tua yang sedang mencari pekerjaan. Pakaian lusuh, keriput diwajah, dan badannya yang sudah termakan usia, yah mungkin usianya sekitar 60 tahunan. Bapak itu duduk disamping gw, dengan sopan dia bertanya “boleh saya duduk disini?”. Gw jawab aja “boleh Pak”. Akhirnya bapak itu duduk disamping gw. Dengan wajah yang letih, dia ngajak gw ngobrol. Dan ternyata dia lagi ada masalah dengan pekerjaan. Dia lagi nyari pekerjaan yang udah dia cari selama 5 hari. Asal bapak itu dari Sumedang dan dari 5 hari yang lalu dia dibekalin sama istrinya 35rb untuk nyari pekerjaan. Mungkin dipikiran istrinya, bapak itu cuma pergi sehari aja, tapi si bapak ini ngga mau menghancurkan harapan anak dan istrinya, jadi bapak ini terus nyari pekerjaan, walaupun sampai saat ini dia belum dapet pekerjaan itu. Dengan bekal 35rb yang sudah pasti ngga cukup untuk hidup selama 5 hari, akhirnya bapak ini menjual baju dan celananya, yang terakhir dijual bapak ini adalah sebuah celana panjang, yang menurut pengakuannya celana itu terjual dengan harga 3rb. Uang hasil penjualan celana itu rencananya untuk membeli makan siang, tapi dengan 3rb di Bandung dapet apa coba?! Akhirnya bapak ini hanya makan bala-bala (sejenis gorengan). Bapak ini bercerita betapa dia takut mengecewakan anak istrinya, anaknya masih SMP dan butuh uang untuk biaya sekolah dan jajan anaknya, belum lagi untuk kehidupan sehari-hari. Bapak ini begitu sedih sampai dia menahan tangisannya. Gw bener-bener sedih denger cerita bapak ini. Dia berencana untuk pulang ke Sumedang dengan berjalan kaki, yah mungkin karena uangnya sudah habis. Tapi satu yang gw suka dari bapak ini, dia tidak ada niatan untuk meminta uang dari gw.
                Hal yang gw dapet dari bapak ini adalah kasih sayang seorang bapak kepada keluarga, rasa tanggung jawab, dan juga kesetiaan. Gw jadi teringat sama bokap gw. Dia begitu sayang sama anak-anaknya, dia ngga pernah memperhatikan dirinya, dia hanya memikirkan anak-anaknya. Gw cukup beruntung karena Ayah gw bisa memberikan apa yang gw butuhin selama ini. Dia selalu ada buat gw, dia selalu ada disamping gw, sampai saat gw sakit pun dia selalu ada, dia mau ngebuatin gw bubur buat makan gw ketika gw sakit, padahal dia udah cape seharian cari nafkah. Ayah...
                Gw belajar gimana rasanya jadi seorang Ayah. Memang untuk saat ini gw ngga bisa merasakan bagaimana sebenarnya menjadi seorang ayah, beban menjadi seorang ayah, dan senangnya menjadi seorang ayah. Tapi suatu saat gw mungkin akan menjadi seorang Ayah.
                Ketika gw menjadi seorang ayah, gw berharap gw akan menjadi seorang ayah yang mengasihi keluarga, bertanggung jawab, dan juga gw bisa menjaga keluarga gw dengan kasih. Ayah bukan sekedar ayah. Tugasnya sebagai tulang punggung sangat berat, mulai dari mencari nafkah, menjaga keluarganya, melindungi keluarganya. Gw jadi inget film 17 again. Sebagian ceritanya tentang seorang ayah yang ingin menjaga anak-anaknya. Dalam cerita itu sang ayah menjaga anak gadisnya dari seorang cowok urakan yang suka gonta-ganti cewe, dan juga seorang anak cowo yang jadi obkjek penderita teman sekolahnya, dll.
                Tugas Ayah tidak ringan, jadi yang mau gw bagi buat yang baca tulisan gw ini adalah, hormatilah Ayah kalian. Bersyukurlah bahwa kalian lebih beruntung dari bapak itu. Tapi ini bukan masalah siapa yang lebih beruntung dan siapa yang tidak, tapi betapa Tuhan masih mengasihi kita. Bersyukurlah atas apa yang kalian miliki hingga hari ini, doakanlah ayah kalian agar kalian bisa membalas pengorbanannya selama ini (yah walaupun sebenarnya seorang ayah tidak mengharapkan imbalan apapun dari kita). Minta kesehatan untuk ayah kita. Dan mintalah waktu yang lebih banyak lagi kepada Tuhan agar anda sempat membahagiakannya (“,)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar