Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang mahasiswa yang memfokuskan diri pada lingkungan sosial, apapun bentuknya. Saya juga menyukai musik dan saya membuat musik, saya suka menulis dan saya membuat tulisan tentang apa saja yang saya sukai, saya seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja, saya mencintai keluarga dan teman-teman saya.

Sabtu, 23 Oktober 2010

“KOSONG”

Apa yang lagi lo cari sekarang?? Apa yang lo inginkan sekarang?? Apa yang lo butuhkan sekarang?? Apa yang menghalangi lo sekarang?? Apa yang menghentikan lo sekarang?? Semua itu semakin membuat Kariza semakin pusing, sepusing kalau lo naik komedi puter dengan kecepatan 100 km/jam.
Kariza lagi mikiran hal yang sebenernya dia ngga tahu apa yang sedang dia pikirin, apa yang dia permasalahkan, dia juga ngga tau harus menyalahkan siapa atau apa, dia ngga tau apa yang membuatnya merasa seperti ini, kosong...
“Kenapa gw begini ya?? Kaya ngga ada tujuan hidup. Hidup gw ngga guna banget kayanya... Apa yang harus gw lakuin sekarang, gw aja ngga tau gw mau mikirin apa. Gw kesel, tapi kesel sama apa atau siapa?? Hidup gw ngga ada gunanya...” ucap Kariza dalam hatinya
Perasaan seperti ini ngga hanya sekali ataupun dua kali menghinggapi pikirannya. Sampai sekarang dia juga ngga tau apa sebabnya. Semangat hidup hilang seketika, semakin lama semakin terbang dan akhirnya menghilang, lenyap ditelan langit biru indah di siang itu.
Apa pun yang dilakukan Kariza, tidak bisa menghilangkan perasaan tersebut. Setiap mau melakukan sesuatu, semangatnya hilang, pikirannya terus berputar kesana kemari dan tidak fokus. Perasaan seperti ini memang sangat memuakkan!!!
Berhari-hari telah dilewati Kariza dengan perasaan seperti ini, dan tanpa disangka kekosongan ini sudah hampir seminggu dirasakannya. Lagu Monty Tiwa yang judulnya kosong selalu diputar melalui ipod miliknya.
Kariza memang seorang yang melankolis, mungkin ini sebabnya dia larut dalam keadaan ini. Kariza terus mencari tau kenapa dia bisa menjadi seperti ini. Banyak buku dibacanya untuk mencari tau jawabannya. Akhirnya dia mendapatkan jawabannya.
Jawabannya ada di teori kepribadian, tentang konsep kepribadian timur-barat yang dikembangkan sarjana Amerika keturunan Cina, Francis L.K Hsu, yang mengkombinasikan dalam dirinya suatu keahlian dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat, serta kesusastraan Cina klasik. Dalam sebuah karangannya Psychological Homeostatis and Jen. Ia mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisa dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu dan lingkungan sosial budayanya. Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi bahwa alam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang berwujud seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentrikal sekitar diri pribadinya.
Lingkaran no 3, yang oleh Hsu disebut “lingkaran hubungan karib/intimate society. Mengandung konsepsi-konsepsi tentang orang-orang, binatang, atau benda-benda yang oleh individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan serta masalah-masalah hidup yang menyulitkan. Orangtua, saudara sekandung, sahabat karib, biasanya menjadi penghuni penting dari daerah lingkaran nomor 3 dalam alam pikiran manusia ini, yang kecuali oleh tokoh-tokoh manusia sering juga ditempati oleh pikiran-pikiran, perasaan-perasaan terhadap binatang kesayangan, benda kesayangan, benda pusaka dan juga oleh hal-hal, ide-ide, atau ideologi-ideologi yang dapat menjadi sasaran rasa kebaktian penuh dari jiwanya, seperti halnya Tuhan bagi kita, roh nenek moyang bagi orang yang bereligi animis, ideologi komunisme bagi orang komunis, kaisar Hirohito yang keramat bagi orang Jepang pada zaman Perang Dunia II dan sebagainya.
Menurut Francis Hsu, mahluk manusia masih memerlukan suatu daerah isi jiwa tambahan untuk memuaskan suatu kebutuhan rohaniah yang bersifat fundamental dalam hidupnya. Daerah isi jiwa tambahan terhadap lingkaran-lingkaran itu adalah daerah lingkaran nomor 3 ini. Hubungan yang berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti secara penuh dan mutlak, merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam hidup manusia. Tanpa adanya tokoh-tokoh atau benda-benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa ide-ide atau ideologi-ideologi yang dapat menjadi sasaran dari rasa kebaktian mutlak yang semuanya menempati daerah lingkaran 3 dalam alam jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan seimbang dan selaras. Manusia yang tidak mempunyai semuanya itu akan merupakan manusia yang sangat menderita, karena ia akan kehilangan mutu hidup, kehilangan arti dalam hidup, dan kehilangan landasan dari rasa keamanan murni dalam hidupnya. Manusia seperti ini sering kali akan memilih jalan keluar dari penderitaan dengan bunuh diri.
Mengembangkan dan memelihara hubungan karib dengan orang yang bukan keluarga atau saudara sekandungnya, memerlukan usaha khusus dan ketegangan batin yang terus-menerus, yang mengisi hidupnya. Kegagalan untuk menemukan atau memelihara suatu “masyarakat lingkungan karib” terus menerus dengan orang-orang bukan orangtua atau saudara dekat, akan menimbulkan kekosongan yang tidak ada taranya, sehingga hidupnya akan kehilangan tujuan dan arti, kehilangan mutu, dan dengan demikian hidupnya akan dihinggapi perasaan sepi.
Demikian menurut Hsu, sumber dari sikap kegigihan manusia barat terhadap hidup itu tidak lain adalah tidak adanya sekelompok manusia yang secara otomatis dapat dianggapnya sebagai “lingkungan karib” itu. Ia selalu harus mencari orang-orang itu, dan apabila ia tidak menemukannya, maka seekor anjing atau kucing kesayangannya pun jadi, untuk dianggapnya sebagai pengisi lingkungan nomor 3 ini. Dan kalau “lingkungan karib” itu tidak dapat ditemukannya juga, maka sebagai kompensasi, seorang manusia barat akan gigih mencari suatu tujuan hidup lain yang berarti. Ia secara gigih mengeksplorasi lautan dan benua-benua, meneliti alam, zat-zat atau hidup dalam laboraorium, ia mengorbankan diri untuk perikemanusiaan. Kegigihan hidup untuk mencari “lingkungan karib” sudah menjadi sikap hidup bagi manusia barat, yang dibawanya kemana-mana, juga kalau dia berdagang. Itulah rahasia sukses yang telah dicapai manusia barat dengan segala hal yang dilakukannya. Kalau dia sukses, maka dengan sikap hidup semacam itu ia memang benar-benar akan sukses, sebaliknya kalau ia gagal, maka benar-benar akan sengsara.
Kariza menjadi sadar akan hal yang terjadi pada dirinya, bahwa dia sedang merasa kosong dan juga merasa kesepian karena dia kehilangan rasa cinta dari Tuhan, orangtua, saudara sekandung, teman, dan lawan jenisnya. Mungkin juga bukan kehilangan, tapi tidak merasakannya dengan jelas.
Kariza mengambil kompensasi dengan mencari tujuan hidup lain yang berarti bagi dirinya. Hobinya adalah hal yang pertama dilakukannya dan mulai fokus dan tidak memikirkan hal yang memang tidak perlu terlalu dipikirkan, fokus fokus dan fokus, semuanya bisa, asal kita konsisten. Dia juga memperbaiki hubungannya dengan Tuhan, orangtua, saudara sekandung, teman, dan dia mendapatkan lingkungan yang baru juga.
Inspirasi :
1.       Monty Tiwa – kosong,
2.       Maliq & D’essentials - Mata hati dan telinga,
3.       Curhatan seorang teman dan aku
Nb :
1.       Ini hanya sebuah tulisan iseng dari saya. Semoga bermanfaat.
2.       Untu membaca teori ini secara lenkap, cari aja di buku-buku kepribadian umum, atau cari aja di google atau om Wikipedia.